Ticker posts

Loading...

Header Widget

Sawah Responsive Advertisement

Sekolah Wara

Judul : Sekolah Wara 

_ Angin pagi masih lembut menyapu pucuk-pucuk kelapa waktu mama sudah menggenggam parang. Di belakang, bapa memikul kapak dan air minum. Mereka berjalan pelan, menuruni jalan  menuju kebun.

Di rantau saya, membuka buku yang halamannya mulai sobek lalu menemukan sebuah tulisan.

“Belajar baik-baik, nanti jangan kayak kami terus di kebun,” pesan mama semalam, sebelum tidur.

Aku tahu itu bukan keluhan. Itu harapan.

Tiap sore, mereka pulang dengan kaki berlumpur dan tangan penuh lecet. Tapi wajah mereka selalu menyimpan senyum buatku, seakan lelah tak pernah ada. Kadang aku dengar suara bapa batuk keras malam-malam. Mama cuma bisik, “besok kita kekebun kerja lagi pakar di samping itu belum di pele ", lalu, pagi-pagi mereka tetap pergi, seperti biasa.

Di rantau....Aku mungkin belum bisa balas apa-apa. . Tapi aku janji, suatu hari nanti, keringat yang jatuh dari tubuh mama dan bapa akan menjadi batu pijakan untuk masa depanku. Aku akan belajar, bukan cuma untuk nilai. Tapi untuk mereka, yang diam-diam menukar kenyamanan demi masa depanku.

Suatu hari nanti, akan aku bilang dengan bangga:
"Mama, Bapa, terima kasih. Semua tidak sia-sia."
 

 

Posting Komentar

0 Komentar